Jiwa Jawa Resort Bromo merupakan resort yang memiliki kenyamanan jiwa dan nuansa jawa yang sesungguhnya. Hotel Jiwa Jawa memang didesain untuk memberikan standart kenyamanan yang tinggi para tamu dalam menikmati keindahan eksotisme pegunungan bromo.
Akses jalan menuju Jiwa Jawa Resort sudah cukup baik dan sudah bekerja sama dengan banyak travel di wilayah Jawa Timur sehingga bagi pengunjung tidak perlu kerepotan menuju ke Jiwa Jawa Bromo. Selain merasakan sensasi keindahan Gunung Bromo, kita bisa merasakan sensasi makan malam di bawah bintang-bintang ditambah suara alam Bromo yang memanjakan telinga kamu.

Resort ini dibangun dengan kesadaran lingkungan sebagai prioritas, seperti salah satunya dapat dilihat dari kebijakan pemotongan pohon dan pengelolaan limbah yang tepat. Sehingga sumber semua makanan yang diproduksi di Jiwa Jawa diambil secara lokal dan organik.
Lalu apa jadinya jika sebuah pertunjukkan musik jazz dikombinasikan dengan eksotisme alam? Mungkin sebagian dari kita masih ragu, bagaimana bisa? Menikmati musik jazz, di alam terbuka, beratap langit biru, berlatar pemandangan alam yang indah, ditambah udara segar khas pegunungan.
Perpaduan harmonisasi musik, alam dan manusia yang tentu sangat langka ditemukan dan dirasakan. Membuat setiap penikmatnya memiliki kebebasan jiwa untuk berekspresi dan menyatu dengan kearifan alam pegunungan yang menjadi simbol budaya asli Nusantara.
Jika kamu termasuk yang masih ragu, kamu harus menepis perasaan itu jauh-jauh. Karena pertunjukan musik jazz yang di-‘kawin’-kan dengan eksotisme alam ini sudah menjadi event tahunan semenjak 2009. Nama event tersebut adalah JAZZ GUNUNG. Sebuah pertunjukkan musik jazz bertaraf internasional yang diselenggarakan di alam terbuka (di pegunungan) dipadukan dengan beberapa musik etnik. Jazz Gunung pertama kali diadakan di tahun 2009 yang digagas oleh Sigit Pramono, seorang bankir dan fotografer pecinta Bromo bersama Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto, dua orang seniman serba bisa.
Di Jazz Gunung nanti, Jiwa jawa Bromo akan selalu siap menemani penikmat jazz untuk melihat keindahan pemandangan pegunungan Bromo-Tengger-Semeru di ketinggian 2000 meter dari permukaan laut yang menakjubkan.
Dengan suhu berkisar 14 – 18 derajat celcius pada siang hari dan 6 – 10 derajat celcius pada malam hari, pengunjung dipastikan harus mengenakan jaket dan perlengkapan lainnya agar nyaman dan terlindungi dari hawa dingin yang cukup menyengat. Sungguh suasana yang sangat berbeda untuk menikmati musik jazz.
Setiap orang yang berpartisipasi dalam event ini di jamin akan ketagihan dan ingin datang ke event ini setiap tahun. Meski hawa dingin, out door dan sampai malam hari itu semua tak akan menghalangi ketertarikan pada event ini karena pertunjukkan musik jazz bisa menghangatkan dan bisa membuat hati menjadi damai.
Jadi, apakah kalian sudah siap berdendang bersama di Jazz Gunung tahun ini ?

Jazz Gunung Indonesia merupakan penyelenggaraan musik etnik berskala internasional yang diprakarsai oleh tiga sahabat: Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa, dan Almarhum Djaduk Ferianto.
Jazz Gunung Series merupakan salah satu wujud dedikasi Jazz Gunung Indonesia untuk merambah ke gunung-gunung yang tersebar di Indonesia dengan mengangkat pariwisata dan kearifan lokal daerah yang diusung
Discussion about this post