Festival musik tahunan BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen akan kembali digelar di Taman Gandrung Terakota, Jiwa Jawa Resort Ijen, Banyuwangi, pada 9–10 Agustus 2025. Mengusung tema Jazz and Beyond, maka ini adalah konsep yang melampaui batas genre musik, dengan merayakan keberagaman seni, budaya, dan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan masyarakat lokal.
Di acara konferensi pers BRI Jazz Gunung Series 3: Ijen di Rumah Osing Pendopo Sabha Swagata Banyuwangi (1/8/2025) yang dihadiri oleh perwakilan dari Jazz Gunung Indonesia, Bank BRI, serta Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Mereka saling berbagi pandangan tentang pentingnya sinergi antara seni, budaya, dan pariwisata.
BRI Jazz Gunung Series bukan hanya sekadar konser musik, tetapi juga bentuk komitmen nyata dukungan terhadap keberagaman budaya dan potensi lokal. Dengan latar alam Ijen yang megah, BRI Jazz Gunung Series 3: Ijen diharapkan bisa menjadi ruang kontemplatif yang menginspirasi dan mempererat hubungan antara manusia, musik, dan alam.
Pengunjung akan diajak menikmati lantunan musik jazz di tengah sejuknya udara pegunungan, diapit lanskap taman menyatu dengan instalasi pameran patung seni dari seniman Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Sigit Pramono selaku Owner Jiwa Jawa Resort Ijen mengatakan awal mula digelarnya event ini untuk membantu mengembangkan Banyuwangi Festival (B-Fest) yang setiap tahun digelar. “Event ini sudah dilaksanakan beberapa tahun lalu dan mendapatkan respon positif dari masyarakat,” ujarnya. BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen memiliki konsep yang berbeda dengan mengkolaborasikan seni rupa dan juga sendra tari untuk penguatan komunitas lokal.
“Kami ingin Jazz Gunung bukan cuma tentang musik, tetapi juga ruang kolaborasi, apresiasi, dan regenerasi. Karena itu ada bazar UMKM, pameran patung, hingga panggung khusus anak-anak komunitas lokal,” ujar salah satu penggagas Jazz Gunung, Sigit Pramono, pada Jumat (1/8/2025).
Hari pertama, Sabtu (9/8/2025), akan menghadirkan pertunjukan musik dari para musisi jazz papan atas Indonesia dalam suasana alam yang magis dan terbuka. Dan di hari kedua, Minggu (10/8/2025), giliran anak-anak lokal dari sekitar Taman Gandrung Terakota tampil berkolaborasi dengan penari senior dalam pertunjukan edukatif yang inspiratif. “Nanti mereka akan tampil di panggung besar. Kalau ada salah-salah sedikit, ya memang mereka masih dalam proses belajar. Tapi mereka sudah berani tampil, dan itu bagian dari regenerasi,” tambah Sigit.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani mengatakan Pemerintahan daerah siap mendukung konsep event ini, tidak hanya dari segi ekonomi namun juga pariwisata serta perkembangan UMKM. Ia menilai kegiatan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi antara swasta dan pemerintah dalam promosi daerah.
Ipuk juga menilai bahwa jejaring luas Sigit Pramono mampu membawa tokoh-tokoh dari berbagai kalangan yang belum pernah tersentuh langsung oleh promosi daerah. “Beliau bisa mengajak banyak tokoh ke Banyuwangi, dari kalangan perbankan, akademisi, hingga pengusaha. Ini promosi daerah yang sangat efektif,” imbuhnya.
“Kami berharap acara ini menjadi ruang pertemuan lintas komunitas, dari pecinta seni, pelestari lingkungan, hingga pelaku UMKM. Semoga sukses dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Banyuwangi,” tutupnya.
View this post on Instagram
Sejumlah musisi jazz lintas warna dan generasi akan tampil meramaikan panggung BRI Jazz Gunung Series 3: Ijen, mulai dari kolaborasi internasional The Aartsen feat Adam Zagorski, eksplorasi musik jazz progresif Irsa Destiwi Trio, hingga penampilan energik musik kontemporer dari Dua Empat dan nuansa klasik jazz bersama Kevin Yosua Trio feat Fabien Mary.
Nuansa lokal pun tak ditinggalkan. Musisi Banyuwangi seperti Suliyana dan Glam Orkestra turut ambil bagian, pihaknya mengatakan akan membawakan enam lagu dengan sentuhan etnik yang kuat. Penampilan Jazz Patrol dan Surabaya Pahlawan Jazz akan menambah semarak dengan semangat khas Jawa Timur ke atas panggung sehingga tidak hanya memanjakan telinga, tetapi juga menyentuh hati.

Jazz Gunung Indonesia merupakan penyelenggaraan musik etnik berskala internasional yang diprakarsai oleh tiga sahabat: Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa, dan Almarhum Djaduk Ferianto.
Jazz Gunung Series merupakan salah satu wujud dedikasi Jazz Gunung Indonesia untuk merambah ke gunung-gunung yang tersebar di Indonesia dengan mengangkat pariwisata dan kearifan lokal daerah yang diusung
Discussion about this post