Papermoon Puppet Theatre resmi buka rangkaian Jazz Gunung Bromo Series 1 dengan mengajak “Bocah Bromo” berkeliling sambil menikmati sajian teater boneka dari seniman asal Yogyakarta ini.
Kelompok ini berawal dari kepedulian pasangan suami-istri Maria Tri Sulistyani dan Iwan Effendi pada minat baca dan seni yang kemudian terwujud dalam bentuk perpustakaan serta ruang seni bagi anak-anak sekitar. Seiring berjalan waktu, dari sinilah kelompok seni Papermoon Puppet Theatre terlahir.
Pada kesempatan kali ini, Papermoon Puppet Theatre berkolaborasi dengan Jazz Gunung Indonesia bersama 58 siswa SDN 1 Jetak Kabupaten Probolinggo menikmati pertunjukan dengan berkeliling menyusuri jalan-jalan setapak yang dilalui para petani di berbagai lokasi. Pentas kali ini bertemakan “Before Sunrise” sebagai upaya merekam berbagai kegiatan warga Bromo sebelum matahari menjelang.

Pertunjukkan pertama berlokasi di Pasar Mbah Kunto, para “Bocah Bromo” bertemu dengan boneka pedagang sayur tua yang tertidur pulas di lapaknya, mereka diajak berinteraksi layaknya orang tua yang penuh kasih sayang kepada anak.
Perjalanan berlanjut menuju area persawahan Desa Ngadisari untuk bertemu dengan “Mbah Tani”, boneka kreasi Papermoon Puppet Theatre yang bersandiwara menjadi seorang petani yang sedang mengunjungi sawahnya.
Dilokasi terakhir, para siswa diajak bercengkrama di tanah lapang dalam suasana sejuk dibawah naungan hijaunya pepohonan Gunung Bromo. “Show” kali ini menggambarkan kehangatan keluarga yang hendak pergi berdagang ke Pasar Sayur.

Papermoon Puppet Theater juga mengajak “Bocah Bromo” bermain lewat sayuran untuk diubah menjadi kreatifitas boneka sehingga ini bisa mendatangkan kebahagiaan lain buat mereka dan selanjutnya membagikan sayuran gratis pada peserta.
Pada penampilan Papermoon Puppet Theatre kali ini banyak berpesan tentang minimnya minat anak muda pada dunia pertanian, hal ini tergambar jelas pada sosok boneka yang memiliki raut wajah tua dengan kulit keriput.
Maria Tri Sulistyani, salah satu penggagas Papermoon Puppet Theatre menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan akhir dari segalanya, tetapi dapat menjadi inspirasi untuk membangkitkan semangat kesenian anak-anak Bromo melalui pentas-pentas mandiri dengan media boneka sayuran, mengingat material yang dekat dengan lingkungan sekitar.
Bagi yang hari ini melewatkan penampilan Papermoon Puppet Theatre, dan masih penasaran bagaimana penampilan interaktif Papermoon Puppet Theatre di panggung Jazz Gunung Series 1: Bromo nanti? Saksikan penampilannya di Hari Minggu, 20 Juli 2025 jam 09.00 WIB.

Jazz Gunung Indonesia merupakan penyelenggaraan musik etnik berskala internasional yang diprakarsai oleh tiga sahabat: Sigit Pramono, Butet Kartaredjasa, dan Almarhum Djaduk Ferianto.
Jazz Gunung Series merupakan salah satu wujud dedikasi Jazz Gunung Indonesia untuk merambah ke gunung-gunung yang tersebar di Indonesia dengan mengangkat pariwisata dan kearifan lokal daerah yang diusung
Discussion about this post