Jazz Gunung

Logo Jazz Gunung White
  • JAZZ GUNUNG
    • SERIES 1 : BROMO
    • SERIES 2 : BROMO
    • SERIES 3 : IJEN
    • SERIES 4 : SLAMET
    • SERIES 5 : BURANGRANG
  • FESTIVAL
    • Sendratari Meras Gandrung
    • Jathilan Bromo
  • ABOUT US
  • MEDIA REGISTRATION
  • NEWS
  • SCHEDULE
    • SERIES 1 : BROMO
    • SERIES 2 : BROMO
    • SERIES 3 : IJEN
LIVE
SHOP
Logo Jazz Gunung White
  • ABOUT US
  • PAMERAN SENI VISUAL
  • PHOTO GALLERY
  • VIDEOS
  • PRESS & MEDIA
LIVE
SHOP
Logo Jazz Gunung White
  • JAZZ GUNUNG
    • SERIES 1 : BROMO
    • SERIES 2 : BROMO
    • SERIES 3 : IJEN
    • SERIES 4 : SLAMET
    • SERIES 5 : BURANGRANG
  • FESTIVAL
    • Sendratari Meras Gandrung
    • Jathilan Bromo
  • ABOUT US
  • MEDIA REGISTRATION
  • NEWS
  • SCHEDULE
    • SERIES 1 : BROMO
    • SERIES 2 : BROMO
    • SERIES 3 : IJEN

Ermy Kullit dan Sal Priadi ‘hangatkan’ Jazz Gunung Slamet usai diguyur hujan

May 13, 2024
Penyanyi Legendaris Ermy Kullit 'menghangatkan' Pagelaran Jazz Gunung Slamet

Penyanyi legendaris Ermy Kullit 'menghangatkan' pagelaran Jazz Gunung Slamet di Bumi Perkemahan Palawi, Wana Wisata, Baturraden, Jawa Tengah pada Sabtu (11/05) malam.

Penyanyi kawakan Ermy Kullit memukau penikmat musik lintas generasi di Jazz Gunung Slamet akhir pekan silam dengan vokalnya yang indah dan elegan. Sementara Sal Priadi, musisi muda yang tengah naik daun, mengaku tidak menyangka dirinya dipilih mewakili generasi muda dalam konser ini.

Ketika ditemui setelah sesi soundcheck di Bumi Perkemahan Palawi, Wana Wisata, Baturraden di kaki Gunung Slamet, Jawa Tengah pada Sabtu (11/05) pagi, perempuan bernama lengkap Ermy Maryam Nurjannah Kullit ini bilang kendati lebih sering menyanyikan lagi pop, dirinya mengaku bisa menyanyikan lagu-lagu jazz.

Ermy Kullit masuk ke daftar penampil Jazz Gunung Slamet pada menit-menit terakhir setelah terjadi sejumlah perubahan dari rencana awal konser pembuka rangkaian Jazz Gunung Series 2024 itu.

Ini bukan kali pertama bagi perempuan kelahiran Manado 69 tahun silam itu ambil bagian dalam acara Jazz Gunung yang memadukan suasana alam pegunungan dengan irama musik jazz

Tahun lalu, dia tampil pada Jazz Gunung Bromo tahun lalu yang juga bertepatan dengan peringatan 50 tahun dirinya berkarya di blantika musik Indonesia.

“Musik itu kehidupan saya. Dunia tanpa musik, jadi kayak apa, ya? Menyanyi adalah karunia yang Allah berikan kepada saya,” ujar Ermy yang mengaku belajar menyanyi secara otodidak.

Ermy Kullit mulai berkarier sejak tahun 1973. Salah satu tempat yang menjadi saksi penampilan awalnya antara lain Jaya Pub di Jakarta, tempat dia sering menjadi pengisi acara mulai tahun 1981.

Dengan paduan syal dan baju blazer hitam, celana jins, juga sandal jepit, Ermy menyanyikan “Maafkan Daku Kekasih” saat sesi soundcheck di Jazz Gunung Slamet.

Beberapa warga sekitar yang menyaksikan sesi soundcheck bertepuk tangan riang saat suara Ermy yang ‘serak-serak basah’ keluar dari mulutnya.

“Pasrah! Pasrah!” seru seorang penonton setelah Ermy menyelesaikan lagu tes suara.

Lagu Pasrah yang ditulis Richard Kyoto dan dirilis Ermy pada 1989 itu memang menjadi tembangnya yang paling terkenal.

“Eh, minta lagu dia. Pak, ini baru cek sound,” gurau Ermy yang tampil bersama penyanyi jazz ikonis lainnya, Mus Mujiono, untuk acara Jazz Gunung Slamet.

“Sekarang juga enggak apa-apa,” tutur warga lainnya.

Benar saja, Ermy menyanggupi permintaan dadakan itu.

“Di mana lagi? Ke mana lagi harus kucari tempat untuk bertanya… terus gimana?” lantun Ermy seraya meminta penonton tadi ikut bernyanyi.

Jazz Gunung Slamet awalnya dijadwalkan mulai pada Sabtu (11/05) pukul 15:30 WIB. Hujan yang mengguyur sejak sore hari membuat acara itu tertunda beberapa kali. Beberapa jam kemudian, pada pukul 19:15 WIB, akhirnya acara dimulai

Penampil-penampil lainnya pada Jazz Gunung Slamet yakni Cresensia Naibaho, penyanyi jazz muda asal Yogyakarta, Borderline feat. Nita Aartsen, Mus Mujiono, dan Sal Priadi.

Ermy Kullit yang tampil menjelang penghujung acara pun harus menunggu 2,5 jam di mobil sebelum dirinya bisa tampil. Meski mengaku sempat “deg-degan” karena hujan, saat di atas panggung Ermy tidak menunjukkan tanda-tanda letih.

Berbusana serba hitam dengan selendang panjang dengan corak emas, Ermy membawakan dua lagunya yang paling terkenal, “Pasrah” dan “Kasih”.

Dia juga sempat membawakan lagu berbahasa Inggris “Stand By Me” dari Ben E. King. Sebagai biduanita sejati, Ermy terlihat lihai di atas panggung mulai dari mengajak penonton ikut bernyanyi sampai melontarkan candaan.

“Lagu saya ini keluar tahun 1988, kalian sudah lahir?” guraunya saat menyadari anak-anak muda antusias menyaksikan penampilannya.

“Panggilnya ‘Kakak’,” celetuknya setelah keceplosan memanggil dirinya sendiri “Tante”.

Setelah Ermy mohon pamit kepada penonton, tiba-tiba saja seorang perempuan berbaju merah menaiki panggung dan menyodorkan buket bunga kepadanya.

Perempuan itu, Roshana, 45 tahun, dokter gigi asal Semarang rupanya sudah lama menantikan momen dengan idolanya itu. Dia senang melihat Ermy yang sudah tidak muda lagi tetapi masih prima sebagai seorang penampil.

“Lagu Kasih mengingatkanku kepada orang tua waktu aku masih sekolah. Mendengarkan lagu itu membuatku mengenang masa kecilku. Nyentuh banget,” ujar Roshana yang menyebut kedua orang tuanya sering kali memutar lagu-lagu Ermy waktu dirinya masih di bangku SMA.

“Suaranya unik, mewah, [dan] khas sekali. Dari hati sekali.”

Roshana Memberikan Bunga Kepada Idolanya Ermy Kullit Diacara Jazz Gunung Slamet
Roshana (kiri) memberikan bunga kepada idolanya Ermy Kullit diacara Jazz Gunung Slamet pada Sabtu (11/05) – BBC News Indonesia/Dwiki Martha

Tasya, 24 tahun, mahasiswi sekaligus vokalis band juga mengenal sosok dan lagu Ermy Kullit meski dirinya termasuk Gen Z. Dia terlihat ikut menyanyikan Kasih bersama para penonton lainnya saat lagu itu dibawakan “Kakak Ermy”.

“Sebetulnya sudah dari mbah kakung [kakek[ aku yang suka muterin lagu-lagu zaman dulu. Ini pertama kalinya mendengarkan Kakak Ermy langsung,” ujar Tasya pada sela-sela acara.

Tasya mengapresiasi lagu-lagu zaman dulu yang punya ciri khas dan bertahan sepanjang masa. Di sisi lain, dia juga menantikan penampilan dari artis yang belakangan ini naik daun seperti Sal Priadi.

Walau sempat harus menunggu berjam-jam karena hujan, Tasya tetap antusias karena baginya acara ini adalah pengalaman baru.

“Ini lebih ke[suasana] gunung dan musik-musiknya nyaman, ramah sekali untuk kuping kita. Kalau kata anak-anak Gen Z: ‘untuk kesehatan kuping kita’,” ujar Tasya.

“Sarannya mungkin dibanyakin, ya, artisnya,” ujarnya tergelak.

Teman Tasya, Dimas, 28 tahun, seorang wiraswasta juga mengapresiasi Jazz Gunung Slamet dan berharap suatu saat bisa membawa ibunya ke acara itu.

“Tadi sempat hujan tapi itu malah membuat suasananya lebih hangat. Atmosfernya beda saja dari konser yang lain. Musisi-musisinya juga keren sekali,” ujar Dimas.

Sal Priadi, Musisi Muda Yang Belakangan Tengah Naik Daun
Sal Priadi, Musisi Muda Yang Belakangan Tengah Naik Daun

Sal Priadi, musisi muda yang belakangan tengah naik daun melalui lagu-lagu yang liriknya dekat dengan kehidupan sehari-hari seperti “Dari Planet Lain” dan “Yasudah” mengaku senang sekaligus tidak menyangka dirinya akan mewakili generasi muda di konser Jazz Gunung ini.

Sal sendiri didapuk sebagai penutup acara.

“Kita memang bukan berangkat dari jazz [seperti] para senior yang ada. Beban pasti ada Tadi saja mau berangkat [dari hotel], rasanya kayak ‘wah, beneran nih, main di acara jazz,” ujar Sal kepada BBC News Indonesia.

Meski mengakui musik-musiknya tidak berangkat dari jazz, dalam album terakhirnya, MARKERS AND SUCH PENS FLASHDISKS (2024), Sal berkolaborasi dengan musisi Gusti Irwan Wibowo yang akrab dengan aransemen jazz di beberapa tembang.

“Jadi akan 3-4 lagu yang suasananya paling tidak sesuai dengan temanya [Jazz Gunung],” ujarnya.

Sebagai generasi muda musisi Indonesia, Sal tetap berharap musik di Indonesia bisa tetap menjadi “tuan rumah” di negaranya sendiri.

CEO PT Jazz Gunung Indonesia Bagas Indyatmono mengutarakan tujuan utama Jazz Gunung yang pertama kali hadir melalui Jazz Gunung Bromo adalah mempromosikan wisata alam – dalam hal ini pegunungan – yang dijadikan satu paket dengan musik.

Jazz Gunung Series untuk tahun 2024 juga akan menghadirkan Jazz Gunung Bromo pada 17-21 Juli, Jazz Gunung Ijen tanggal 17 Agustus, dan Jazz Gunung Burangrang, 28-29 September.

Akan tetapi, kenapa jazz?

“Jazz itu lentur, musiknya bisa dikolaborasikan dengan musik-musik lainnya. Jazz Gunung juga identik dengan nuansanya etnik. Jazz itu juga pendengar pasti enggak harus ‘rusuh’, secara penyelenggaraan akan relatif lebih aman,” ujar Bagas.

Berubahnya agenda, daftar penampil, juga tantangan cuaca menjadi tantangan dan Jazz Gunung Slamet tetap berjalan sesuai tujuan utamanya: menghibur penonton lewat kehangatan musik bernuansa jazz di tengah suasana alam pegunungan.

Mengutip kata-kata Ermy Kullit setelah tampil: “Apa pun pasti pasti ada akhirnya. Pasti [hujan pun] berhenti.”

Source Link

BBC Indonesia

BBC News dimiliki oleh BBC (British Broadcasting Corporation), sebuah lembaga penyiaran publik Inggris yang independen dari pemerintah.

Related Posts

Jazz Poros Tengah Bergaung Di Gunung

Jazz Poros Tengah Bergaung di Gunung

by Kompas id
August 10, 2025

Awal Juli lalu jagat media sosial dihebohkan dengan polemik ”Festival Jazz yang Enggak Nge-Jazz” yang dilontarkan musisi jazz kenamaan...

Lukisan Cat Air Berjudul Burned But Fruitful

Seni Visual dalam Harmoni Musikal

by Kompas id
July 31, 2025

Karya seni visual bisa disandingkan dengan seni musik seperti yang terlihat di festival Jazz Gunung. Kehadiran mereka menjadi hiburan...

Rogue Tampil Di Jazz Gunung Series 2 Bromo 10

Gemerlap Jazz di Tengah Udara Dingin Gunung Bromo

by Kompas id
July 29, 2025

Menikmati musik jazz tak harus melulu di dalam gedung pertunjukan atau kafe mewah dengan hidangan serba wah. Jazz juga...

Ribuan Penonton Sambut Meriah Bri Jazz Gunung Series 1 & 2 Bromo

Ribuan Penonton sambut meriah BRI Jazz Gunung Series 1 & 2 Bromo

by Jawa Pos TV
July 28, 2025

Event tahunan Jazz Gunung masuk dalam agenda wisata yang dikenal hingga mancanegara, hal ini terlihat dari ribuan penonton yang...

Klcbs Ngobrol Seru Bersama Natasya Elvira

KLCBS Ngobrol seru bersama Natasya Elvira

by KLCBS Bandung
July 27, 2025

Obrolan seru Yudiarso Wibowo bersama Natasya Elvira di Rehat Bromo Jiwa Jawa Resort Bromo jelang penampilannya di BRI Jazz...

Klcbs Ngobrol Seru Bersama Tohpati & Friends

KLCBS Ngobrol seru bersama Tohpati & Friends

by KLCBS Bandung
July 27, 2025

Obrolan seru Yudiarso Wibowo bersama Tohpati & Friends di Rehat Bromo Jiwa Jawa Resort Bromo jelang penampilan mereka di...

Gelaran Jazz Gunung 2025 Di Bromo

Gelaran BRI Jazz Gunung Series 2025 di Bromo, Penonton Antusias Meski Disambut Hawa Dingin

by Tribun News
July 20, 2025

Gelaran Jazz Gunung 2025 resmi digelar di Bromo tepatnya di Amphiteater Jiwa Jawa Resort di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur,...

Press Conference Bri Jazz Gunung Series Tahun 2025

BRI – JAZZ GUNUNG Series, Siap Memasuki Usia 17 Tahun

by Jazz Gunung Indonesia
July 3, 2025

Sebuah perjalanan panjang, dan segera memasuki penyelenggaraan yang ke-17 di tahun 2025, Jazz Gunung, event di Kawasan Bromo, menjelma...

Jazz Gunung Slamet 2024, Merayakan Musik Jazz Dan Kehangatan Interaksi

Jazz Gunung Slamet 2024, Merayakan Musik Jazz dan Kehangatan Interaksi

by Jazz Gunung Indonesia
September 14, 2024

Jazz Gunung Slamet 2024 telah menandai awal yang gemilang untuk rangkaian acara Jazz Gunung Series 2024. Malam yang dipenuhi...

Ring Of Fire Project Bersama Ndaru Ndarboy Menutup Perhelatan Jazz Gunung Bromo 2024

Kemenparekraf Apresiasi Keberhasilan Jazz Gunung Bromo 2024 Menggabungkan Musik, Wisata dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal

by Antara
August 21, 2024

Jazz Gunung Bromo 2024 kembali sukses diselenggarakan di Amfiteater Terbuka Jiwa Jawa Resort, Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, pada 19...

Discussion about this post

View this post on Instagram

A post shared by BANK BRI (@bankbri_id)

View this post on Instagram

A post shared by Jazz Gunung (@jazzgunung)

  • ABOUT US
  • PAMERAN SENI VISUAL
  • PROGRAM GUIDE
  • PHOTO GALLERY
  • VIDEO
  • PRESS & MEDIA

Find Us

©2025 ™Trademark of Jazz Gunung

  • ABOUT US
  • PAMERAN SENI VISUAL
  • PROGRAM GUIDE
  • PHOTO GALLERY
  • VIDEOS
  • PRESS & MEDIA

Find Us

©2025 ™Trademark of Jazz Gunung

1272